Menjaga motivasi saat belajar coding memang bisa menjadi tantangan, apalagi ketika menemui error, materi sulit, atau merasa progres lambat. Dan saya akan membahas nya ditulisan kali ini berikut adalah beberapa cara efektif untuk menjaga motivasi dalam belajar coding berdasarkan pengalaman saya.
1. Tetapkan Tujuan yang Jelas
- SMART Goals: Tujuan yang Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound.
- Contoh: "Saya ingin bisa membuat website portfolio pribadi dengan React dalam 1 bulan."
2. Belajar berbasis proyek
- Belajar coding jauh lebih menyenangkan saat kamu build something you care about.
Contoh proyek yang bisa kamu coba:
To-do list dengan React
Aplikasi kalkulator
Website info film menggunakan API
Sistem pencatatan uang atau ecommerce
Implementasi :
saya akan bercerita ketika saya mulai belajar react.js secara autodidak (self learn)
Yang pasti, belajar React.js untuk pemula bukanlah sesuatu yang mudah.
Hal yang saya lakukan ketika belajar adalah selalu memperhatikan detail-detail kecil. Maka tak ada cara yang lebih baik ketimbang menghabiskan 3 - 6 bulan melakukan eksperimen-eksperimen kecil mengenai sifat-sifat React.js.
Lebih lanjut, penguasaan JavaScript juga harus tingkat menengah, atau lanjut. Banyak hal di React yang sebetulnya dimulai dari ketidaktahuan saya tentang sifat-sifat JavaScript yang aneh, terutama perbandingan atau komparasi.
Kesalahan saya dalam belajar
- Tidak Berurutan Mempelajari sesuatu
saat saya mulai belajar react, saya lupa bahwa yang paling penting adalah belajar bagaimana react dibangun, ternyata react dibangun di atas javascript sedangkan pada saat itu saya belum terlalu mendalami javascript, akhirnya saya mengulang belajar hal tersebut di playlist WPU tentang belajar javascript dasar hingga lanjutan.

detail link bisa dilihat diatas
Pokoknya ingat tiga konsep belajar ini:
- Entry level
- Low concept level
- Higher order level
- Industry level
Pastikan Anda belajar berurutan dari poin pertama ke poin keempat.
Entry Level.
Ini cukup straightforward. Benchmark dari Entry Level ini menurut saya cukup sampai di kemampuan kita untuk koding aplikasi sederhana tanpa bantuan course langsung. Sampai sini saja, saya rasa sebetulnya Anda sudah bisa memperoleh pekerjaan dengan catatan Anda bisa membuktikan kemampuan Anda pada atasan.
Yang paling mudah adalah membuat aplikasi counter.
Low Concept Level
Sekarang, Anda bisa mulai masuk ke topik yang lebih advanced. Serap segala jenis konsep yang bisa Anda serap. Misalkan routing, REST system, redux, dan lain-lain.
Di level Low Concept, harapannya Anda bisa membuat aplikasi yang lebih kompleks dan terhubung ke back-end. Tidak masalah kalau sumber kode Anda masih berantakan, dan masih ada masalah kecil yang membingungkan seperti memory leak.
Contoh aplikasi yang bisa Anda buat adalah Todo App.
Higher order level
Pada level yang lebih tinggi ini, fokus Anda sudah bukan lagi menyerap konsep sebanyak-banyaknya, tapi sekarang penerapan dan pengembangan konsep. Kebanyakan kerangka kerja modern itu sangat opinionated, atau bisa punya best practices yang berbeda-beda tergantung si pengembang.
Kembangkanlah ini. Coba optimasi aplikasi Anda, lakukan refactor dan kode yang lebih DRY. Riset lebih lanjut pula mengenai detail-detail kecil.
Industry Level
Berikutnya, barulah cari mentor atau guru untuk membimbing Anda seperti mencoba mencari pengalaman magang, freelance maupun bekerja biasanya anda akan bertemu senior engineer dan tau bagaimana aplikasi skala industri dibuat Ketika anda mulai mengembangkan aplikasi yang lebih Industry Level. Maksud dari ini adalah, aplikasi Anda jangan hanya sempurna dan idealis saja, tapi juga viable. Biasanya di tingkatan ini Anda sudah tak banyak membahas urusan teknis, tapi lebih ke perencanaan pengembangan jangka panjang.
Konklusi
Belajar berbasis proyek, buatlah proyek yang anda suka dari bahasa pemrograman yang anda pelajari sehingga anda tidak mudah menyerah ketika menemukan error atau mengapa hal tersebut bisa berjalan.
jika anda ingin mempelajari suatu framework pastikan anda sudah fasih atau intermediate dalam bahasa yang membangun framework tersebut.